Kandungan Kafein Pada Kopi

Kopi sudah terkenal dengan kandungan kafeinnya yang tinggi. Kafein ini merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder antara golongan alkaloid dari tanaman kopi serta memiliki rasa khas yang pahit.

Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya selalu dikaitkan dengan aktivitas kafein di dalam tubuh. Peranan utama kafein di dalam tubuh adalah untuk meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi.  Efeknya ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah mengonsumsi kopi.

Kafein ini ternyata tidak hanya  ditemukan pada tanaman kopi, tetapi juga terdapat pada daun teh dan biji cokelat. Kandungan kafein pada secangkir kopi sekitar 85 mg. Sedangkan batas aman konsumsi kafein yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah 100-150 mg.  Dengan jumlah ini, tubuh sudah mengalami peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuatnya tetap terjaga.


Selama proses pembutan kopi, banyak kafein yang hilang karena rusak ataupun larut dalam air perebusan. Di samping itu, pada beberapa kasus pengurangan kadar kafein justru dilakukan untuk disesuaikan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa pahit dari kopi.  Metode yang umum dipakai untuk hal ini adalah Swiss Water Process. Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan uap air panas dan uap untuk mengekstraksi kafein dari dalam biji kopi.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada era ini juga telah memungkinkan implementasi bioteknologi dalam proses pengurangan kadar kafein.  Cara ini dilakukan dengan menggunakan senyawa theophylline yang dilekatkan pada bakteri untuk menghancurkan struktur kafein.

Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada setiap manusia.  Beberapa orang akan mengalami efeknya secara langsung, sedangkan orang lain tidak merasakannya sama sekali.  Hal ini terkait dengan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu terkait dengan kemampuan metabolisme tubuh dalam mencerna kafein.  Metabolisme kafein terjadi dengan bantuan enzim sitokrom P450 1A2 (CYP1A2).  Terdapat 2 tipe enzim, yaitu CYP1A2-1 dan CYP1A2-2.  Orang yang memiliki enzim CYP1A2-1 mampu mematabolisme kafein dengan cepat dan efisien sehingga efek dari kafein dapat dirasakan secara nyata. Enzim CYP1A2-2 memiliki laju metabolisme kafein yang lambat sehingga kebanyakan orang dengan tipe ini tidak merasakan efek kesehatan dari kafein dan bahkan cenderung menimbulkan efek yang negatif.

Kopi banyak dikonsumsi oleh para atlet sebelum bertanding. Banyak isu yang berkembang mengenai efek negatif meminum kopi bagi tubuh, seperti meningkatnya risiko terkena kanker, diabetes melitus tipe 2, insomnia, penyakit jantung, dan kehilangan konsentrasi.

Beberapa penelitian justru menyingkapkan hal sebaliknya. Kandungan kafein yang terdapat di dalam kopi ternyata mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara bertahap.  Selain itu, kafein mampu menurunkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2 dengan cara menjaga sensitivitas tubuh terhadap insulin.  Kafein dalam kopi juga telah terbukti mampu mencegah penyakit serangan jantung.

Pada beberapa kasus, konsumsi kopi juga dapat membuat tubuh tetap terjaga dan meningkatkan konsentrasi walau tidak signifikan.  Di bidang olahraga, kopi banyak dikonsumsi oleh para atlet sebelum bertanding karena senyawa aktif di dalam kopi mampu meningkatkan metabolisme energi, terutama untuk memecahkan glikogen (gula cadangan dalam tubuh).



Post a Comment